Thursday, December 8, 2011

Guru Mulia karena Mental dan Imajinasi

Tak salah bila guru mendapat predikat pahlawan tanpa tanda jasa. Sebab, melalui jasa guru, sebuah generasi pembangun peradaban disiapkan. Di tangan guru pula, sebuah nasib bangsa dipertaruhkan.
Komaruddin Hidayat
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, mengatakan ada dua hal mengapa guru menjadi profesi yang mulia. Kedua hal itu adalah mental dan imajinasi.
"Formula klasik tugas sebuah guru adalah mengantarkan hidup seorang anak yang mungkin tidak akan dialami guru," kata dia saat menjadi keynote speaker acara "Guru Kreatif Pendidikan Berkualitas Lembaga Pendidikan Insani Dompet Dhuafa'' di Wisma Syahida, UIN Syarif Hidayatullah, Ciptutat, Tangerang Selatan, Kamis (8/11).
Mental misalnya. Setiap guru akan membekali seorang anak sebuah mental yang kuat. Kalau itu tidak terbentuk, berarti guru dianggap gagal melaksanakan tugasnya.
"Kita tidak tahu seperti apa masa depan. Sementara, kunci untuk menghadapi masa depan adalah mental yang kuat. Tanpa itu, anak-anak akan goyah," kata dia.
Karena itu, Komaruddin meminta para guru untuk memperbanyak pengetahuan melalui mengajak anak bercerita, berbagi pengalaman, dan motivasi. Dengan demikian, anak-anak telah memiliki modal untuk melalui perubahan zaman.
Imajinasi
Menurut Komaruddin, guru juga harus menanamkan imajinasi atau mimpi kepada anak didiknya. Guru itu mengajarkan anak berani untuk bermimpi besar.
"Yang saya rasakan, mimpi itu melahirkan imajinasi, imajinasi melahirkan kreasi, kreasi segera melahirkan kenyataan," kata dia.
Sewaktu kecil, kenangnya, ia diminta untuk menulis mimpi apa saja. Lalu, para guru membimbingnya dan mengarahkan tulisan itu lebih berstruktur. Selanjutnya, tulisan itu dibacakan di depan teman-teman. "Luar biasa, banyak hal yang didapat dari belajar berimajinasi," ungkapnya.
Jadi, tambah Komaruddin, guru harus menciptakan suasaana bahagia dan menyenangkan. Mereka harus mampu menciptakan mimpi dan imajinasi. "Columbus menjelajah karena mimpi dan imajinasi. Demikian pula dengan inovator-inovator yang berhasil karena mimpi dan imajinasi," katanya.
Banyak imajinasi yang merontokan batas-batas ketidakmungkinan. Maka dari itu, tugas guru menghidupkan imajninasi. "Dunia ini tidak linier, tapi dinamis," pungkasnya.
Sumber : Republika.co.id

No comments:

Post a Comment