Thursday, February 23, 2012

Guru bersertifikasi harus semakin nyata kualitasnya


Ketua PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo angkat bicara mengenai kualitas guru nasional. 
Menurutnya, sertifikasi guru merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui guru. 
             

"Dengan sudah disertifikasinya guru, maka mereka akan mendapat tunjangan profesi dan fasilitas lainnya dari pemerintah," kata Sulistyo.
Dikatakan, seritifikasi guru merupakan upaya dari PGRI untuk guru di Indonesia. Maka baginya, peningkatan kualitas guru seperti teknis mengajar, pengetahuan, dan jurnal ilmiah, sudah sepatutnya dilakukan oleh guru.

"Jika guru sudah menuntut sesuatu seperti perhatian dari pemerintah, dan diberikan melalui sertifikasi, adalah hal yang wajar jika guru harus meningkatkan profesionalitasnya," paparnya.

Jika seorang guru sudah lulus sertifikasi dan mendapatkan tunjangannya tetapi tidak melakukan hal-hal sebagai guru profesional maka keberadaannya sebagai guru yang telah sertifikasi sangat diragukan dan dipertanyakan.

Apa lagi jika guru sudah sertifikasi tetapi tidak mempunyai kreatifitas, tidak mempunyai ketrampilan dan tidak mampu membuat karya-karya yang bermutu di bidang pendidikan maka keberadaannya sebagai guru bersertifikasi perlu ditinjau ulang.
Dan yang sangat ironis di jaman sekarang, guru bersertifikasi identik dengan dengan profil seorang guru yang serba bisa. Tetapi realitanya ?? 
Silahkan sebagai guru yang sudah bersertifikasi "mulat sariro angroso wani" terhadap apa yang telah diperoleh.

Sunday, February 19, 2012

UN Bukan Sekadar tentang Kelulusan

Semarang --- Setiap komponen masyarakat yang terlibat dalam ujian nasional (UN) menginginkan semua peserta bisa lulus ujian tersebut. Untuk mencapai kelulusan, rambu-rambu dan nilai kejujuran harus betul-betul ditanamkan. "Saya tidak punya target kelulusan. Semua orang ingin lulus. Boleh target 100 persen, tapi rambu-rambu  harus dipenuhi," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai mengikuti ikrar ujian nasional di Gedung LPMP Jawa Tengah, Rabu (15/02).
         
Menteri Nuh menjelaskan, UN bukan hanya urusan kelulusan, tapi media membangun karakter. "Kalau ujian saja nyontek, kalau sudah besar pasti korup," tutur mantan rektor ITS ini. Mengantisipasi kecurangan yang mungkin terjadi, pemerintah menyosialisasikan lima jenis soal untuk setiap 20 anak. "Dalam satu kelas ada 20 anak. Ada lima tipe soal. Tiap hari anak-anak dapat tipe soal yang berbeda," katanya.  Mendikbud mengatakan, sama seperti tahun lalu, jika  ada siswa terbukti melakukan kecurangan, maka hasil UN nya akan dihapus.
UN juga diharapkan bisa menjadi paspor masuk perguruan tinggi secara nasional. Tahun ini, kata Mendikbud, UN sudah dipakai menjadi acuan untuk penerimaan mahasiswa baru di jalur undangan. "Dua tahun lagi mudah-mudahan bisa dipakai secara sepenuhnya," katanya. 
Sumber : Kemdikbud

Sunday, February 12, 2012

UN Harus Bersih dan Tidak Boleh Diintervensi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terus mengupayakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang jujur dan bersih serta bebas dari intervensi. 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengingatkan bahwa kepala daerah jangan memanfaatkan UN sebagai alat politik dan menekan kepala sekolah agar siswanya lulus 100 persen. 
Hal tersebut ditegaskan oleh Mendikbud dalam acara Deklarasi / Ikrar Ujian Nasional Jujur, Berprestasi dan Pendidikan Anti Korupsi di Jambi, Kamis (9/2).

"Sudah bukan eranya bupati dan walikota menekan kepala sekolah agar lulus 100 persen." tegas Menteri Nuh. Tekanan kepala daerah kepada kepala sekolah agar tingkat kelulusan siswanya 100 persen kerap berujung pada berbagai pelanggaran dan kecurangan. Menteri Nuh mengungkapkan, bahwa tekanan yang begitu kuat kepada kepala sekolah bisa saja mendorongnya membuat instruksi ke guru-guru untuk berbuat curang. Kecurangan yang sering terjadi adalah guru-guru menyebar kunci jawaban kepada siswanya.

Menteri Nuh berharap tidak ada lagi kasus kebocoran soal UN dan sontek masal seperti yang terjadi tahun kemarin, entah itu didasari tekanan kepala dinas ataupun sebab-sebab lain. Menteri mengajak semua pemangku kepentingan pendidikan bersama-sama mendukung UN yang jujur dan berkualitas. "Mari jalankan Ujian Nasional dengan jujur." ajak Menteri Nuh.

Dalam kunjungannya ke SMP Negeri 14 Kota Jambi, Jumat (10/2), Menteri mengajak siswa-siswa agar tenang menghadapi UN dan mengutamakan kejujuran. "Jangan takut menghadapi UN, itu kan pelajaran yang kalian pelajari sehari-hari." pesan Menteri kepada siswa-siswa SMP tersebut. 

Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan